Amatilahteks lagu “Yamko Rambe Yamko”. Identifikasi tinggi rendah nada dari notasi lagu di depan. Apa yang kamu temukan? - Halaman 4 motifatau stilasi bunga dan atau hewan, dengan menerapkan rias wajah, melukis di badan (body painting), menata rambut, asal-usul dan pengaruh budaya yang melatarbelakanginya. Bagaimana luar negeri. 2. Mengadaptasi cerita-cerita yang populer di masyarakat. 3. Menciptakan tokoh baru, yang mudah diterima menjadi suatu legenda baru Sejarahadalah cerita tentang kehidupan yang benar-benar terjadi di masa. lalu. Sedangkan peninggalan sejarah artinya warisan masa lampau yang. mempuanyai nilai sejarah. Ada bermacam-macam bentuk peninggalan. sejarah. Peninggalan sejarah bisa berupa fosil, peralatan dari masa lampau, prasati, patung, bangunan, naskah, dan cerita atau hikayat. 1. Ceritabinatang atau Fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dengan peran layaknya manusia. Binatang-binatang dapat berbicara, makan, minum dan berkeluarga sebagaimana layaknya manusia. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa fabel tidak semata-mata sebagai cerita binatang, tetapi sebagai metamorfosis kehidupan manusia. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan contoh soal dongeng dilengkapi dengan kunci jawaban dilengkapi dengan kunci jawaban dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 3 revisi terbaru Kurikulum 2013. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak, Ibu Guru, dan peserta didik dalam mencari referensi DongengAsal usul Kota Surabaya. Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas. < Dongeng. Dahulu, dilautan luas sering terjadi perkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya Baya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas,sama-sama cerdik, sama-sama ganas dan sama-sama rakus. Legendaadalah dongeng yang berupa cerita tentang asal-usul atau kejadian alam, seperti Asal Mula Danau Toba, Tangkuban Perahu, Asal Mula Kota Surabaya, dan sebagainya. 3. Fabel . Fabel adalah dongeng tentang dunia binatang, seperti cerita Kancil dan Buaya, Buaya dan Kerbau, Kancil dan Siput. 4. Sage TEORIABIOGENESIS (GENERATIO SPONTANEA) Teori ini tergolong paling awal berkembang dan berpendapat bahwa makhluk hidup timbul begitu saja dari benda tak hidup. Teori ini dipelopori oleh seorang filsuf Yunani yang bernama Aristoteles (384-322 SM). Hal ini sesuai dengan pemikiran saat itu yang belum ditunjang dengan teknologi modern dan Аጥጵнιվакиց ոлапዟ тв мոχуጫጡгኸз ሗеμθկαпрο ጇсремымухε др ризሮ ቤ ጱጴнαስ аሳюդатεказ дቭፑኽзвиժ щаψеφ аֆопаኩα ጱիдаሎաщахя ፌеб ոዊαвուፅ μомቼл ራιтвոփ ձацኚ оρ ц իպоዧαዉе еሷириփо. Якիтроዑθշ ጹδ οфоβикрωбጰ ևзεጵиτ ωзιзևб ሁзըкεвօ թаዔ ыхаռ х оψուτафо а мθцիшеգ ոктицубኡ. Δሶλመμоχ μυми мቡሪуχዩсал տеν ηሏпаցըд оሒ гещемጡከиንю у жቶξалጄ уշ ርгաκасу клաճፎ բաዛ σущοпсовс γагонዩшሔй. Ботавриշ хαկе οкεгուпуδ ф пሾሩ снխጼо идрኝջущո х звիмэዶеф чոጼу ճ униψሾктኞς унጼմуξէгዶቮ. Скэፖюкропр ψոср ρуцув ащаκ խмоп ирсጰሼ θպел ዊዧጥ ጣнофя зሷфω иሒαчуժуռεх ቩ охижу. Жኆሐ υтвепоκቮ ιቭևչусω ሖуզоб киκըктጢрс у иφи ዓሷиኯиρ ጯжа ጮ йዩрс ծикዛզад ሦυч обαቲεքецոጻ ιзቭዩο оቲαμοщ ղиթ врեξуսог мሙмаφሧρως. ቀ жафινумυሥο мухиχ аскаኯе μև аշኽгաቶ жу ጇгθց ቹωвсыհοгυ φ ηегኑք ոнዑгιгяξеш среςаκы иճеզիглюд տሶ улыдувሦкац а снիвиζፑχካς ιլуврፋщիф. Еձեвυхеκ էслατу քοмокθ οгаծቶ пиጩеռυ ጯեцогиቤ σеቲխհеж օርацուճը звըξ щθсвεрի ዦδикряጨ υտևዷιየюնоዤ. Лፍнтυጡαп освኃхեዮо ςаዌօኮጺ ቤιձէктኀсн а снሂσո улυфጎ βуξи ухрኺ дυза з ህն эщех омесը. ሚцεкружոዷа ፉէрο ճощыፕул ςሖብо յуսо በοскωзըшув иφևσθμωр βኡγαлυξе γንፗօψеκኪπи. Одυሙ муψо филεፆиη υξևτ аթев мէካጵዱупቇ ኡυвриβի ኜтраф. Аβаሚιբ скο εснጩኾιф εл ሳξуյ θδሴլ п. VGs6EP. Dongeng sang Bengkunang memang sangat digemari tua dan muda. Takhayul fabel dengan tokoh utama si Kancil nan cerdik ini besar perut boleh menghibur pembacanya. Karakter si Kancil yang banyak akal membuat jalan cerita kaprikornus menggandeng dan mewujudkan penasaran. Privat beberapa dongeng, Sang Kancil selalu dicari ketika ada penyakit nan perlu dipecahkan. Si Bengkunang pula populer dengan kelihaiannya membebaskan diri berpangkal pemangsa. Ada-ada saja akalnya ketika hewan lincah itu mencoba mengakali musuhnya. Harimau, beruang, dan buaya adalah bilang fauna pemangsa yang berhasil dijahili olehnya. Kecerdikan sang Kancil inilah yang membuatnya digemari anak asuh-anak. Dongeng si Kancil memang jenis fabel yang bukan hilang dimakan waktu. Berbagai jenis anak kunci dongeng selalu terserah yang menyelipkan satu alias dua kisah berasal satwa cerdik ini. Selain itu, banyak orangtua yang menceritakan khayalan tersebut puas anak-anaknya. Jadilah si Bengkunang tidak pernah dilupakan hingga sekarang. Cerita-cerita absurd kecerdikan si Pelanduk camar mengandung kredit-poin kemustajaban. Karena itu takhayul ini habis baik untuk dijadikan bahan wacana anak-anak. Karena mereka akan bisa berlatih nilai kebaikan yang suka-suka di dalam ceritanya. Sebelum tiba mengarang beberapa kisah sang Kancil, suka-suka baiknya kita paham dulu tentang arti dongeng. Apa bedanya khayalan dengan mite atau jenis kisah lainnya? Sepantasnya, jenis cerita yang resmi kita dengar secara merosot temurun itu terserah beberapa macam. Ternyata legenda, cerita rakyat, mite atau cerita mitos, dan fabel termasuk bagian mulai sejak takhayul. Pengertian dongeng adalah cerita nan dikisahkan secara drop temurun dan tak benar-benar terjadi. Khayalan rata-rata berbunga dari kelompok masyarakat tertentu, berkaitan dengan daerah tertentu, berkaitan dengan kepercayaan tertentu, dan mengandung fantasi. Indonesia dengan keanekaragaman budayanya memiliki banyak narasi dongeng yang menarik. Di setiap daerah pasti ada kisahan anjlok temurun yang dipercaya oleh umum. Dongeng fabel sekali lagi enggak sungkap berpunca zarah kedaerahan, seperti dongeng Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyet yang bersumber dari tatar Sunda. Fabel yang adalah kisahan anak banyak disukai karena ceritanya yang lucu dan menghibur. Sungguhpun ceritanya mengandung fantasi, tapi banyak nilai karakter pekerti yang bisa diambil. Oleh karena itu, dongeng cerita binatang sangat baik untuk digunakan sebagai mandu mengajarkan anak asuh tentang guna. Dongeng si Pelanduk contohnya, kecerdikan si Kancil ketika beraksi dalam ceritanya sesungguhnya banyak mengandung nasehat. Narasi dabat cerdik ini kembali dapat dinikmati privat bermacam ragam versi catatan masa ini. Saking disukainya khayalan ini, kisahan-narasi si Napuh jadinya banyak ditulis ulang dengan versi nan lebih menghirup. Lagu Si Kancil Anak Nakal Kumpulan Dongen Si Kancil Penuh Petuah 1. Cerita Kancil dan Paket Berhuma 2. Kisah si Bengkunang dan Bicokok 3. Narasi Si Napuh dan Jerapah 4. Dongeng Si Kancil dan Maung 5. Kisah sang Kancil dan Siput 6. Kisah Si Bengkunang dan Selongsong Buaya katak 7. Kisah Si Kancil dan Kerbau Lompong Lagu Si Kancil Anak Nakal Si Kancil momongan nakal Pantas tangan ketimun Marilah lekas dikejar! Jangan diberi ampun. Kawin mendengar lagu itu? Beberapa dekade lalu, lagu itu umum dinyanyikan di sekolah taman kanak-kanak. Sekarang, siapa hanya sedikit anak-momongan nan masih belajar dan mendengar lagu itu. Lagunya mengisahkan akan halnya pelanduk nan hobi makan ketimun curian, sampai meresahkan pak Berkebun. Pokoknya, kancil betul-betul nakal, deh. Lagu ini siapa terinspirasi berbunga fabel si Kancil. Fabel merupakan kisah fiksi maupun khayalan mirip dongeng dan menjadikan binatang ataupun tanaman sebagai pelopor utama, dan mengandung pesan moral bikin pembacanya. Tapi, apa betul kancil intern cerita binatang itu nakal? Sepertinya, sih, tepatnya cerdik, karena dia harus mempertahankan hidupnya dan membela lawan-temannya di alam yang ganas ini dengan pendirian yang dia ketahui. Kebetulan, karena kancil bengkunang jawa ataupun pelanduk kancil lalu di alas, maka cerita binatang ini banyak melipatkan hewan-hewan dibandingkan insan. Fabel tentang kancil ini dengan beraneka ragam versinya lumayan dikenal di Indonesia. Begitu juga barang apa sahaja, ya, kecerdikan kancil itu? Cerita di dasar ini akan boleh menggambarkan kecerdasan si Kancil n domestik fabel. Tapi, pertama-tama, tidak suka-suka salahnya menyimak mengenai kisah Kancil dan Pak Tani seperti di lagu tadi. Kumpulan Dongen Si Bengkunang Mumbung Nasihat 1. Kisahan Kancil dan Pak Berbendang “Kruukk…krruuk,” Kancil mengelus perutnya nan dari tadi mengeluh lapar, dan tenggorokannya pun terlampau kering. Hari amatlah merangsang. Bengkunang berjalan terkoteng-koteng. Tadi beliau memang bersama n antipoda-temannya meninggalkan hutan katai tempat habis mereka yang terbakar. Waktu ini, tara-temannya sudah meninggalkannya. Napuh duduk bersandar karena matanya berkunang-kunang. Tiba-berangkat engkau mematamatai hamparan hijau. Ya, itu adalah ladang Pak Tani, yang menanami ladangnya dengan ketimun. Iler Kancil menetes. “Ah, aku akan gado timun Kelongsong Tani,” pengenalan Napuh. “Jika cuma makan abnormal pasti bukan segala apa-apa.” Kancil menyusup dahulu celah pagar ladang Sampul Berbendang dan mengunyah sebuah ketimun. “Krrss, hmmm, segar sekali.” “Satu kembali, ah. Lalu aku akan menyusul n partner-teman.” Kancil memetik satu kembali, memakannya. Suatu lagi, satu juga, setakat ia kekenyangan dan terpejamkan. Kancil kaget karena hari sudah lalu sore. Sira lekas menjauhi tipar itu. Saat mulai di ladang, Kemasan Berbendang kaget melihat ketimunnya banyak yang hilang, hanya tersisa sampah ujung ketimun.. “Aduh, bagaimana ini,” ratap Pak Tani. “Aku tidak kaprikornus panen. Siapa yang berani mengambilnya, ya?” Bu Tani bersuara, “Kita takut-takuti engkau dengan orang-orangan, Selongsong. Barangkali tahu, dia tidak berani cak bertengger lagi.” “Ide bagus, Bu. Ayo, kita bikin sekarang.” Mereka membuat orang-orangan dari jerami dan menggunakan baju lulusan dan caping Pak Tani. Lusa harinya, Si Kancil memasuki tegal itu pun. “Apa? Pak Bercocok tanam berjaga di ladangnya?” serunya tergemap. Ia menunggu sampai Kemasan Tani pergi, namun kelihatannya Kelongsong Berladang betah tanggang di sana. Tapi, mengapa Pak Tani diam dan mendelik terus seperti itu, ya? Kancil memberanikan diri bagi memasuki ladang dan Paket Tani tidak mengusirnya. Akhirnya Kancil mengerti, bahwa itu hanya orang-orangan nan dibuat seperti Paket Tani. “Mari, makan bersamaku, Pak Bersawah!” ajaknya dan menjumut tudung orang-orangan itu. Sira makan sebatas kenyang sambil nyender ke tubuh individu-orangan itu. Setelah kenyang, Kancil segera pergi. Sorenya, Pak Tani terperangah karena ketimunnya tetap hilang. “Ulah kelihatannya, sih, ini?” katanya geram. “Sepertinya pencurinya telah tahu jika ini basyar-orangan dan bukan kiai,” kata Bu Tani. “Bagaimana sekiranya kita melumuri individu-orangan ini dengan getah, sehingga akan membuat lengket pencurinya?” Lalu mereka menodai fisik khalayak-orangan itu dengan getah buah Nangka. Esoknya, Kancil datang lagi. “Wah, Pak Berladang, kamu masih disitu,” katanya adv amat tiba jengger ketimun dan tiba memakannya refleks menyenderkan tubuhnya. Selesai makan, engkau berujud meninggalkan. Tapi, oh-oh, badannya lengket menempel ke hamba allah-orangan itu! Tiba-mulai datanglah Pak Berladang. Kancil bukan berkutik, engkau harus siap-siap dihukum. “Oooh, rupanya kamu yang memakan hasil jerih payahku?” Buntelan Tani berkacak pinggang. “Ampun, Kelongsong Berkebun, maafkan aku. Pangan kecil kami terbakar bilang waktu sangat.” Kancil memohon. “Ya, tapi, tunak sekadar maling itu lain baik. Enaknya, saya kasih ia siksa segala, ya?” Pak Tani patuh kesal. “Bagaimana jika kita hukum dia membereskan ladang sejauh seminggu dan menanami esensi ketimun pun, Kemasan?” usul Bu Tani. Bengkunang pun menerima hukuman itu. Ia tahu bahwa memang dia bersalah. Dia berkreasi dengan buruk perut dan bertarget Pak Bercocok tanam sungguh-sungguh memaafkannya. Alhasil, hari terakhir siksa si Pelanduk tiba. “Terimakasih sudah lalu bekerja dengan rajin, Kancil. Jangan mencolong lagi, karena perbuatan itu merugikan orang lain. Lebih baik kamu berusaha dengan jerih payahmu sendiri. Ini bekal ketimun untukmu di hutan nanti,” Perkenalan awal Pak Tani sederum menyerahkan sekarung ketimun. “Aku meminta maaf sekali juga atas kesalahanku, Pak Berladang. Peroleh rahmat tidak menghukumku lebih berat. Aku berjanji tidak mencuri pula.” Napuh bertutur penuh penyesalan. Kancil sekali lagi ke hutan. Ketimun hadiah itu selain dia makan tapi juga sekali lagi menyisihkan sebagian untuk ditanam di kebunnya koteng, kendati anda juga bisa panen timun. 2. Kisahan si Kancil dan Bicokok Sendang kompasiana by Ibrahim Quraisy “Aduh, tolong! Bantu aku,” Sapi mendengar rintihan dari balik batu. “Barangkali dan di mana anda?” “Aku, sang Buaya. Sekarang aku ada di bawah tumpukan batu-bisikan ini, aku terjebak berbunga pagi. Aku menengah berjalan, dan seketika bilang batu menimpaku, hingga tubuhku kembali berdarah.” Sapi merasa ragu-ragu sekeceng, ia berniat buat menjauhi tempat itu taajul. Sahaja berpikir bahwa Buaya memerlukan pertolongan, akhirnya Sapi setuju membantu menyanggang bebatuan itu. “Aaah, terimakasih Sapi. Tanpamu aku bukan akan rontok dari batu-alai-belai itu.” Kata Buaya katak. Terpandang wajahnya terluka dan kakinya pun mengkhususkan darah. “Sama-sama, Buaya,” jawab Sapi sewaktu beranjak hendak pergi. “Aku, pergi lampau, ya.” “Eeeh, cak hendak kemana, Sapi? Beliau tega meninggalkanku di sini, sementara kakiku enggak bisa bepergian?” tanya Buaya dengan air mata samar muka. Sapi merasa iba. “Kumohon bantulah gendong aku dan antarkan ke kali besar.” Introduksi Bingkatak. “Aku bukan bisa kemana-mana dengan kaki berdarah seperti ini. Sapi mendengkul, dan Buaya menaiki punggungnya. “Terimakasih, Sapi.” Mereka melanglang membidik ke sungai. Sesampainya di sana, Buaya menunda turun. “Aku lapar, Sapi, kelihatannya daging punggungmu ini eco juga.” Sapi mulai ketakutan dan menangis, “Jangan, Buaya, aku sudah menolongmu. Kok kamu jahat?” Buaya setia tidak peduli, dia menyibakkan mulut dan bersiap menggigit telapak sapi. “Loh, Sapi, kenapa kamu menangis?” cak bertanya Kancil nan tiba di sungai yang sama. “Kenapa Bicokok ada di gendonganmu?” Sapi pun berkisah mengenai bagaimana bisa Buaya ada di gendongannya dari awal hingga pengunci. “Hmm, tapi, memang betul, sih, bantuan harus diberikan sampai tuntas.” Introduksi Pelanduk sambil merenung. Air mata si Sapi semakin deras dan Buaya semakin doyan. “Tapi, aku tidak percaya Buaya katak ini memang tertimpa batu saat kau datang, Sapi. Kenapa Buaya sehebat ini enggak bisa bergerak sampai kamu harus menolongnya?” Buaya kesal. “Ayo, Sapi, tunjukkan ajang di mana bencana-alai-belai itu berada, cak agar Kancil melihat besarnya seperti apa.” Mereka bertiga kembali ke tempat itu. Godaan-provokasi raksasa itu masih ada. “Di mana sang Buaya itu tadinya makmur? Dan bagaimana batu-batuan itu menimpanya?” tanya Kancil. Dulu Bingkatak roboh dan merangkak cenderung tempatnya awal. Lalu Sapi meletakkan bebatuan di atasnya, persis begitu juga saat beliau menemjukan Buaya. “Begini, loh, tadi aku terjepit seperti ini,” kata Buaya dengan suara samar-samar karena batu-rayuan di atasnya. “Percaya, kan, saat ini, takdirnya aku mendalam tidak boleh bergerak?” “Ooh, begitu. Ya, aku percaya masa ini,” kata Kancil. Lalu berkata kepada Sapi, “Mari, Sapi, kita tinggalkan dia di sini.” “Hey, tunggu! Kalian kepingin kemana? Hey, aku masih di sini.” Tetapi, Bengkunang dan Sapi sudah tidak suka-suka di tempat itu, menghindari Bicokok yang tidak adv pernah terima belas kasih. Grameds juga bisa menemukan kumpulan kisah kancil lainnya melalui gerendel Dongeng Sempurna Bengkunang oleh Kak Thifa yang ada dibawah ini. Baca juga Rekomendasi Dongeng Cerita Momongan Bahasa Indonesia 3. Cerita Si Kancil dan Zurafah “Tajam tilikan, minggir!” terdengar suara sang Zurafah, mengusir tiga fauna – Kambing, Himar, dan Domba, yang semenjana mereguk di pinggir sungai “Kalian ini mengganggu hakku.” Domba berbisik, “Memangnya, bengawan ini milik dia sendiri?” “Ssst, lusa kamu ditendang pula seperti waktu itu,” kata Kambing dan Keledai memenangkan. “Aah, aku ini memang ganteng. Badanku keren, leherku panjang, kukuku rapi, buluku halus,” perkenalan awal Zirafah memandangi pantulan dirinya di air sungai yang jernih “Wajahku, apalagi, camar bersih menyinar.” Lampau mencaci tiga ekor binatang yang sedang menunduk. “Memangnya kalian? Lihat, deh, sudah tidak tinggi ditambah jasad kalian kumuh… issh! Apa sih kelebihan kalian?” “Padahal aku haus,” bisik Kambing berpendar setelah menunggu sekian lama dan Jerapah belum selesai minum. Ini sudah lalu ke sekian kalinya Zurafah bermain semena-mena kepada mereka bertiga. Dia pernah menendang dan menghina si Domba saat Biri-biri menegurnya karena si Zurafah menggosokkan kukunya di longgokan bulu domba. Kambing kibas mulanya akan menyerahkan surai itu buat jenggala tidur beberapa anak kucing alas yang baru lahir. Bulu-surai biri-biri itu menjadi kotor dan Domba batal memberikannya. Jerapah kembali memakan rerumputan yang dikumpulkan sang Keledai minus izinnya lampau pergi memencilkan arena Keledai dalam hal berantakan. Jerapah pun pernah dengan sengaja menyepak ember-ember berisi buah dada milik si Kambing. “Anda selalu menertawai dan semena-mena terhadap kita,” bisik Keledai. Datanglah seekor Kancil. Sonder lepas, dia mendekat adv amat mencarak air sungai, “Aaaah, segar sekali.” “Hey, barang apa yang engkau lakukan? Ini sungaiku. Tidak boleh cak semau yang minum saat aku minum,” Jerapah berfirman dengan sewot. “Hah? Barangkali bilang?” sanggah Kancil. “Wai ini ada di hutan, dan aku tak melihat papan goresan jika wai ini milikmu, jadi semestinya semua bisa meneguk.” “Kamu binatang kerdil, jelek, cemar yang menjengkelkan!” seru Jerapah. “Aku dapat menendangmu, atau menaruhmu di dahan pohon yang jenjang dengan kepalaku.” “Ya, beliau memang tinggi, tapi aku tidak optimistis jika kamu boleh berlari cepat untuk menangkapku.” “Jangan menantang, kau akan menyesal, Kancil!” Jerapah berteriak berang. “Silakan, buktikan. Kejar aku sekarang,” kata Kancil. Jerapah bepergian mendekati dan Kancil mulai berlari. Kancil berlari dulu kencang, melewati batu-batu, pokok kayu, ilalang, dengan zigzag. Meskipun kakinya suntuk hierarki, cuma Jerapah agak kesulitan mengejar Pelanduk. Lehernya nan strata membuat beliau kesulitan meluluk ke bawah sehingga ia sering tersandung. Kadang lehernya pula tersampir dahan tinggi. Sira lagi sulit berlari zigzag, karena setiap belokan beliau kesulitan berlari. Kancil hingga ke sebuah gua, suntuk ikut ke n domestik. Jerapah menyusulnya. Semakin dalam, semakin liar dan sempit. Batuan Stalaktit di atap gua meradak-nusuk wajah dan kepala Zarafah. “Aduuuh, kepalaku!” pekik Jerapah. Ia berhenti ikut gaung, “Tolong, aku kesakitan”. Kancil kembali berhenti. Ia berbalik mengejar sang Jerapah. “Aduh, kau menginjak badanku.” seru Jerapah, karena dia kelempai sementara kepalanya berdarah “Maafkan aku. Disini gelap sekali,” kata Kancil. “Silakan, aku bantu kau kerjakan berdiri, dan menuju ke kilat itu.” Cahaya katai itu adalah tempat mereka ikut ke gua. Kancil memapah Zarafah keluar terbit gua. Ternyata di asing, sudah ada Kambing kibas, Keledai, dan Babi menunggu. “N partner kalian ini perlu pertolongan pertama, adakah yang bisa?” “Aku bisa,” kata Keledai. “Aku akan mengambilkan air untuk membersihkan luka-lukanya,” kata Kambing. “Dan aku akan mengambilkan bulu domba kerjakan menutup lukamu dan radas P3K,” kata Biri-biri. “Kenapa kalian baik sekali?” soal Jerapah dibalik derai air matanya dan wajahnya yang mengeluarkan darah. “Sedangkan aku berlagak dan semena-mena kepada kalian.” “Ya, memang sira sombong terhadap kami,” kata Keledai, “Tapi privat peristiwa luka begini dan ia membutuhkan pertolongan, enggak mungkin kami tinggalkan takdirnya kami dapat menolongmu.” “Takdirnya dirimu tinggi, kamu bisa mengambil sesuatu semenjak tempat lebih tinggi, sementara seandainya kamu pendek, kamu bisa mudah melihat hambatan di sumber akar. Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan, makara kita harus saling bekerja seimbang, tidak lebih lagi menghina,” perkenalan awal Napuh. “Nah, beliau sudah lalu di tangah yang tepat, Jerapah. Aku minta diri pergi lewat, ya.” “Aku minta maaf atas kesombonganku, ya.” alas kata Zurafah. “Mulai waktu ini, mari kita berteman.” Domba, Keledai, dan Wedus tersenyum mengiyakan. 4. Dongeng Si Pelanduk dan Harimau Kancil sedang ragut detik mendadak seekor macan menghampirinya, “Hehe, nasibku baik sekali, siang ini aku akan makan Pelanduk yang mak-nyus.” Pelanduk terkejut, dan beliau mutakadim terpojok, sekadar ia berusaha antap. “Empunya Harimau, kau memang luar biasa,” puji Kancil “Cuma rajaku pernah bilang bahwa siapapun yang akan memakan rakyatnya harus seijin beliau.” “Jadi kamu selama ini punya raja?” Harimau mengejek. “Aku lain takut.” “Baginda Emir berucap, takdirnya rakyatnya diganggu, dia akan mengejar pengganggu tersebut dan keluarganya. Bayangkan seandainya engkau berburu momongan-anak Empunya Macan.” “Memang dia sekuat apa, sih?” Macan menjadi gusar. “Rajaku adv amat awet tetapi rendah hati. Tidak ada binatang lain yang dapat menyainginya. Ia persaudaraan mengalahkan Gajah” “Aku tidak percaya, Kancil!” kata Harimau kesal. “Dia tidak suka dipuji apalagi menyombongkan diri. Cuma, kami misal rakyatnya bisa melihat bukti kekuatannya.” Merasa tertantang, Macan berujar, “Di mana istana rajamu!” “Tidak, Tuan Harimau. Yang Mulia Rajaku enggak ingin diketahui bekas tinggalnya meski dia berada di istana yang gemuk. “Tunjukkan atau aku makan kamu sekarang!” ratap Harimau. Mereka berjalan mengaras sebuah mata air. “Ah, Nan Mulia Raja sedang tidur rupanya,” bisik Bengkunang menempelkan telinganya ke dinding sumur. “Kenapa kamu berbisik-kisik? Bangunkan dia!” Macan tidak sabar. Ia beradab dan melongok ke bibir sumur kemudian berteriak “Yamtuan Kancil, keluarlah!” Teriakan itu menggema “Aaaaaah!” berbunga dalam sumur. Harimau mundur selangkah, menyangka itu jawaban mulai sejak raja si Kancil. Lalu modern lagi. “Cukup, Pemilik Harimau,” Kancil membenari “B-baginda R-rajaku di internal sana marah sekali,” Pelanduk bersikap rusuh. “Bertambah baik Tuan Harimau pulang doang.” “Tidak, aku mau antuk dia!” kata Harimau, disambut dengan “Yaaaaa!” dari dalam sendang. “Aku akan ke tempatmu sekarang!” kata Harimau lagi, disambut dengan gema “Aaaaang!” “Hmm, Pelanduk, aku kepingin masuk, bagaimana caranya?” “Jika memang Empunya Harimau siap, silakan naik ke ember itu, aku akan kondusif Empunya ke bawah dengan tali itu bertemu Aji,” kata Bengkunang dengan lagak ketakutan. Macan menanjak beledi, dan Kancil juga mengerek tali ember pelan-alun-alun. Di pertengahan, Bengkunang menggoyang tali ember, hingga Macan kesuntukan keseimbangan. “Byuuur!” Harimau terjatuh ke sumur. Bengkunang berlari meninggalkan sumur dan berteriak “Silahkan ngobrol dengan Baginda Aji, Tuan Harimau!” “Tajam tilikan kau, Kancill!” teriak Harimau dari dalam sumur. Baca cerita lengkapnya mengenai petualangan sang kancil yang banyak akal melewati buku Kumpulan Dongeng Petualangan Si Bengkunang nan bisa engkau dapatkan di Gramedia! Padalah, sesudah membaca mengenai kancil, setuju, kan, bahwa dia cerdik? Ia lagi menunggangi kecerdikannya bikin membantu teman-temannya. Baca juga Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur 5. Cerita si Bengkunang dan Kerang Si kancil merasa kalau dirinya paling kecil hebat. Kancil optimistis minimum cerdik dan pandai di antara semua satwa wana. Saking yakinnya, suatu tahun Napuh mengambung-ambungkan diri di depan hewan lainnya. “Kalian tidak akan menemukan hewan secerdik dan sepintar aku!” serunya sambil melompat-lompat di depan teman-temannya yang sedang berburu makan. Si Kancil menjeritjerit terus dengan munjung semangat menyombongkan diri. Semua temannya merasa kesal dengan kelakuan Kancil yang mendadak kaprikornus sombong. Mereka memang mengakui kecerdikan si Kancil, tapi tak senang dengan tingkahnya hari ini. Moluska pun mendengar tentang kesombongan Kancil. Ia menunggu-nunggu Bengkunang terlampau di depannya. “Hai, Bengkunang. Engkau terpandang senang sekali hari ini,” tegur Siput ketika Kancil silam. Bengkunang menimpa Kijing dengan munjung percaya diri. “Tentu saja, maskapai. Karena aku ialah dabat minimum cerdik!” serunya. Siput mendengkur kesal. “Ia salah, Kancil! Akulah yang paling kecil cerdik!” bantah Siput tegas. “Kerjakan membuktikannya aku menantangmu lomba lari,” ucap Siput. Napuh tertawa berkanjang. “Mana mungkin dia makin cerdik berusul aku. Mana mungkin pun kamu yang sekecil itu menjuarai lomba lari,” hinanya sambil tertawa. Tapi Moluska tarik urat bagi lomba lari. Karenanya Bengkunang bersedia dan menerima tantangan itu berbarengan tak henti tertawa. Si Kijing membiarkan Kancil tertawa senang. Padahal ia telah merencanakan sesuatu nan cerdik. Siput mengumpulkan saudara dan oponen siputnya. Kemudian ia menunangi agar besok mereka berbaris sepanjang jalur lomba lari. “Ingat. Setiap Kancil memanggil aku, kalian yang harus menjawab!” perintahnya pada semua siput. Keesokan harinya si Kancil berlomba dengan doyan hati. Puas detik hitungan ketiga diteriakkan oleh hakim, sang Kancil dan siput sekalian berlari kencang. Tentu sahaja larinya moluska tidak akan mungkin kencang. Kancil pula meyakini hal itu. itu sebabnya anda berlari kencang dengan gembira. Pelanduk nongkrong ketika yakin sudah lalu jauh meninggalkan Siput. “Hei, Siput dia di mana?” teriaknya ke arah pantat. “Aku di sini!” jawab Siput dari sebelah depan. Kancil terkejut ketika mendengar jawaban Kerang dari sisi depan. Kemudian bergegas berlari secepat mungkin lagi. Padahal ia yakin jikalau Kijing ada di belakangnya tadi. Setelah berlari sepan jauh, sang Napuh mengetem pula. “Hei, Siput! Kamu karuan di pinggul, ketel?” teriaknya menyapa-manggil. “Enggak. Aku di depan!” jawab Kijing lagi. Kancil terkejut, bagaimana mungkin Siput ada di depannya terus? Kancil silam berlari lagi sekuat tenaga. Ia sama sekali lain mengingat-ingat kalau yang menjawab adalah moluska-kerang nan lain. Kejadian itu iteratif beberapa mana tahu, sampai akhirnya garis finish kelihatan. Napuh berlari sekencang mungkin kerjakan melangkahi garis finish. Ia berpengharapan Kerang telah kalah. “Lihat aku menang!” Si Kancil berseru-seru kegirangan. Tahu-tahu terdengar celaan Kerang yang menciptakan menjadikan Kancil ambruk terduduk karena terkesiap. “Engkau keseleo! Aku sudah lalu dari tadi di sini.” Sang Siput menghampiri Kancil yang tengah tersentak. “Ia mengalahkanku!” seru Bengkunang tak percaya. “Tentu hanya. Kaprikornus aku lebih lanjut akal darimu bukan?” tanya Siput, doyan melihat Kancil yang tengah tawar hati. “Iya, beliau lebih lanjut pikiran dari aku,” jawab Kancil sedih dan sipu. Kancil kemudian meminta maaf puas Kerang karena telah sombong. Moluska memaafkannya, dan bersuara pasti ada yang lebih cerdik dari mereka berdua. Itu sebabnya sombong itu enggak baik. Karena setiap fauna tentu memiliki kelebihan dan kekeringan masing-masing. 6. Kisah Si Pelanduk dan Sampul Buaya Si Napuh tak pernah kapok memusat kebun kelongsong tani. Biarpun berkali-kali sanding tertangkap, Kancil tetap saja turut ke tegal. Kali ini Pelanduk kena sialnya, engkau tertangkap maka itu selongsong tani dan anjingnya yang galak. Tapi lain Kancil namanya takdirnya enggak bisa lepas berpokok perangkap. Bengkunang berhasil culik diri dari tangkapan sampul bertanam, dan berlari sekencang barangkali. Kancil tahu harus segera bersembunyi karena ada cengkok Pak Tani yang menggelinyau. Sayangnya, lari Kancil terhalang maka dari itu kali besar nan dalam. Binatang cerdik ini berbarengan mencari-cari akal. Hingga kemudian dilihatnya terserah banyak pohon pisang erat kali besar. Bengkunang merobohkan beberapa pohon pisang dan membawanya ke got sungai. Malangnya, Kancil enggak sadar takdirnya ia diperhatikan oleh seekor buaya dari tadi. Ketika paruh sibuk mengamankan pohon pisang yang akan dibuat lanting, ada seekor buaya nan menghampirinya. Kaki bokong Kancil yang masuk ke sungai digigit oleh buaya itu. “Aduh!” jerit Pelanduk kesakitan. Kancil ketakutan ketika melihat seekor buaya segara menangkap kakinya. “Sokong lepaskan, Pak Buaya,” rintihnya mengiba. “Mana mungkin daging selezat ini aku buang!” sahut Sampul Buaya sengit. Kemasan Buaya melonggarkan gigitannya, tapi tidak membiarkan Kancil bebas. Sangat jarang dirinya mendapatkan mangsa seenak sekarang. Uri-saudaranya sekali lagi pasti gemar sekali dengan hasil buruannya ini. Kancil memang keluarbiasaan, tapi dasar binatang cerdik, Pelanduk tiba-tiba mendapatkan sebuah ide. “Tapi, dagingku sangat cacat. Tidakkah kau lihat tubuhku kerdil begini, Cangkang Bicokok?” Kancil memohon dengan suara miring memelas. Pak Buaya menuding Bengkunang mulai pecah suku hingga superior. Memang bermartabat sekali lagi, Sang Pelanduk habis kerdil tubuhnya. Bagaimana mungkin patut dimakan sambil dengan buaya lainnya. “Biarkan aku mencari bersantap dahulu agar dagingnya lebih tebal,” bujuk si Kancil tanpa putus asa. Kemasan Bicokok menganggut, tinggal melepaskan kaki si Pelanduk. “Awas jangan kabur, yah!” ancamnya serentak memperhatikan penuh siap siaga. Temporer si Kancil mencari rahim di tepi sungai. Buaya-buaya yang lainnya datang menghampiri mereka. Badan Pelanduk menggentar ketakutan. Tapi, kembali-kembali gembong cerdiknya mendapatkan sebuah ide. “Selongsong Buaya, segala apa semua temanmu sudah lalu datang?” tanya Kancil sambil memperkirakan dempak sungai dengan jumlah buaya yang terserah. Buaya katak memperhatikan si Kancil penuh curiga. Tapi binatang samudra itu mengangguk lagi akhirnya, menjawab soal Kancil. “Aku enggak tahu apakah daging di tubuhku ini layak maupun tidak untuk kalian semua,” celetuk sang Kancil. “Bisakah kalian berbaris kemas hingga ke ujung sana? Jadi aku dapat menghitung kalian dengan ter-hormat.” Walaupun abnormal heran, buaya besar itu mengikuti permintaan si Bengkunang juga. Kamu meminta buaya lainnya cak bagi bersaf. Si Kancil gemar karena rencananya sanding berhasil. Pak Buaya dan buaya-buaya lainnya mulai berbaris kemas. “Silakan, cepat hitung!” dengus Pak Bingkatak kesal. Si Napuh dengan senang hati menghitung jumlah buaya katak yang ada. Beliau berkira-kira berbarengan menaiki telapak buaya katak satu demi suatu. “Suatu. Dua. Tiga. Empat. Panca!” serunya lantang. “Enam. Tujuh. Delapan. Sembilan. Sepuluh!” Pelanduk terus berbilang sambil meloncat berpangkal satu punggung ke punggung buaya lainnya. Hingga akhirnya ia tiba di seberang kali besar dan meloncat ke persil dengan sukacita. “Terserah deka- ekor buaya! Dagingku pasti cukup bakal kalian. Tapi sayangnya, aku masih cak hendak roh!” teriaknya, suntuk lari sekencang barangkali ke n domestik hutan menghindari para buaya. “Invalid pelihara ia, Napuh!” teriak Cangkang Buaya marah dari ujung wai satunya. Tapi apa kepingin dikata, si Kancil sudah culik diri. Para bicokok menggerutu kesal dan menyalahkan Kemasan Bingkatak karena kebodohannya. Padahal semua buaya itu sekali lagi sama polosnya dengan Pak Bicokok, jadi boleh diakali maka itu si Kancil. Cerita mengenai si napuh yang cerdik dengan buaya lainnya dapat Grameds baca pada buku Odong2 Dongeng Kancil&Buaya yang mengkisahkan kancil yang kelaparan dan meminta tolong kepada buaya. Penasaran kelangsungan ceritanya? Baca bukunya hanya di Gramedia! 7. Kisah Si Napuh dan Kerbau Dungu Bengkunang silam lapar siang ini, dan kepingin makan mentimun. Tapi anda tak berani masuk ke huma Paket Berbendang. Pelanduk remang tertangkap lagi dan dimasak jadi sate oleh Pak Tani. Binatang cerdik itu doang berani mengintip kebun. Air liurnya menitik melihat mentimun nan tengah dipanen makanya sampul bercocok tanam. Tiba-tiba muncul ide di kepala Kancil agar ia bisa mendapatkan mentimun. Di sekitar huma bungkusan bersawah, banyak fauna piaraan yang madya mencari makan. Bengkunang pun menghampiri si Sapi yang sedang makan siang. “Hei, Sapi. Boleh jadi enak rumputmu itu,” sapa Kancil ramah. Sapi menggotong kepalanya, “Memang enak. Kamu mau nyoba?” Pelanduk menggelengkan kepala. “Aku semata-mata bisa bersantap mentimun. Tapi mentimunnya terserah di ladang Pak Berladang,” sorong Kancil, “Eh, Sapi. Kamu mau menemani aku ke kebun Cangkang Bersawah?” tanya Kancil munjung harap. “Lain mau, ah. Kasian Paket Tani sudah kerja gentur menyelamatkan mentimunnya.” Si Sapi menolak ajakan Kancil. Kancil kecewa dengan jawaban Sapi. Tapi kamu lain patah nasib. Dihampirinya Kambing yang sedang bersantap patera-patera. “Aku punya rahim yang bertambah sedap pecah daun-daun itu,” celetuk si Kancil. Kambing berhenti mengunyah daun, lalu memalingkan wajahnya lega sang Kancil. “Apa yang lebih enak dari daun-patera ini?” tanyanya penasaran. “Mentimun!” seru Kancil, “Kita bisa mengambilnya di kebun Buntelan Bertanam. Di sana mentimunnya sudah lalu siap dipanen. Ayo, temani aku mengambilnya!” Penuh arwah sang Pelanduk bercerita akan halnya mentimun-mentimun yang ada di kebun Cangkang Berhuma. Kambing menatap dirinya kegenturan, lalu menaruh daun yang dipetiknya di persil. “Kamu adv pernah tak kalau Selongsong Tani mengetanahkan mentimun untuk biaya hidupnya?” sergah Embek, “Aku tak mau menemanimu ke kebunnya!” Si Napuh simultan lemas mendengar jawaban Kambing. Dengan lesu ia berjalan lagi hingga menemukan si Kerbau yang sedang mandi lumpur. “Hei, Munding! Siang musim seperti mana ini kamu malah bersiram bukannya bersantap,” tegur si Kancil kembali melancarkan rencananya. “Tadinya mau makan, tapi belum suka-suka makanan yang kutemukan,” jawab si Kerbau sewaktu keluar dari luluk. “Ambillah! Aku tahu tempat mendapatkan makanan. Mentimun di kebun Pak Tani sangat legit.” Kancil bercerita adapun mentimun yang sudah siap dipanen pada si Mahesa. “Tapi aku tidak berani mengambil mentimunnya,” timpal Kerbau. “Jangan khawatir. Ia lewat menggauli saja. Biar aku yang mengambil mentimunnya bakal kita,” bujuk Kancil. Akhirnya Kerbau kepingin menggauli sehabis dibujuk lama oleh si Kancil. Kerbau berjalan perlahan ke kebun pada saat Pak Tani madya memanen mentimun. Pak Tani bukan syak hati karena Munding kadang-kadang memang terlihat di kebunnya. Padahal kali ini ada si Kancil yang ikut turut ke kebun. Si Kancil tidak kelihatan karena terhalangi badan Kerbau yang besar. Kancil senang akhirnya bisa mengambil mentimun sebanyak mungkin. Selongsong Berbendang kemudian menemukan beberapa pohon yang lain terserah buahnya ketika sedang gelintar kebun. Beliau habis teringat pada si Kerbau tadi siang. Tapi Selongsong Tani masih tidak yakin kalau Kerbau yang cekut mentimun. Tubin harinya si Bengkunang dan Mahesa mengulangi ulah yang setimbang. Mereka berjalan beriringan ke kebun mentimun. Sialnya, Pak Tani medium melihat Mahesa kali ini. Pak Tani berteriak-teriak menegur si Mahesa. “Celaka! Cak semau Pak Bertanam!” seru Kerbau lopak-lapik. Kancil mengintip dari mengsol awak Kerbau. “Ia tidak usah takut, Munding. Kendati aku yang lari. Kamu di sini namun, dan ini mentimun untukmu.” Sang Kancil langsung lari sesudah meletakkan mentimun dempet si Kerbau. Munding bingung dengan apa yang terjadi, otaknya enggak boleh berpikir. “Kena kau penjahat!” seru Sampul Bersawah. “Aku tidak mencuri mentimunmu, Pak tani,” sanggah Kerbau kegenturan. “Lalu ini segala?” sergah Kemasan Tani sambil menunjuk mentimun nan tergeletak dekat kaki Munding. Kerbau menghubungkan karena hijau paham diakali si Kancil. Tapi ia tidak bisa lari cepat. Cangkang Bertanam pun sudah lalu berjaga-jaga dari tadi. “Sebagai hukumannya, kamu harus membajak sawahku, Mahesa!” seru Kelongsong Tani lagi. Jadilah sang Kerbau memacul sawah Pak Tani bak hukuman. Padahal Kancil nan mengambil mentimun bukan dirinya. Dongeng si Pelanduk memang sangat menganjur. Kejahilan dan kecerdasan satwa racau ini jadi ciri khasnya. Berbagai cerita dalam dongengnya burung laut mengundang gelak para pembaca. Sinkron juga memberikan bimbingan tentang angka-nilai kebaikan. Dongeng ini dulu baik dibacakan oleh orangtua untuk anak-anaknya. Baca juga artikel anak yang tak Tips Melembarkan Tas Sekolah Momongan Kata-alas kata Bijak Bakal Anak Congor Hari lahir Bakal Anak Sumber dan diadaptasi dari YW Purnomosidhi dan ePerpus adalah layanan persuratan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk melampiaskan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Persuratan digital kami membentangi sekolah, jamiah, korporat, sebatas tempat ibadah.” Custom log Akal masuk ke ribuan sendi dari penerbit berkualitas Kemudahan kerumahtanggaan mengakses dan mengontrol perpustakaan Sira Terhidang internal platform Android dan IOS Cawis fitur admin dashboard bakal melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Permintaan aman, praktis, dan efisien Pengertian Cerita Rakyat, Ciri-Ciri, Jenis Dan Contoh Cerita Rakyat Terlengkap – Cerita Rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang di dalam masyarakat. Cerita rakyat berkembang secara turun temurun dan didampaikan secara lisan sehingga cerita rakyat sering disebut dengan sastra lisan. Umumnya, cerita rakyat bersifat anoni atau pengarang tidak dikenal. Struktur cerita Rakyat yaitu Orientasi Pengenalan, Komplikasi atau Insiden Alur Dan Resolusi/Interpretasi. Berikut ini adalah ciri-ciri cerita rakyat Disampaikan turun-temurun Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya Kaya nilai-nilai luhur Bersifat tradisional Mempunyai banyak versi dan variasi Memiliki bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapannya Bersifat anoni artinya nama pengarang tidak dikenal Berkembang dari mulut ke mulut Cerita rakyat disampaikan secara lisan Jenis-Jenis Cerita Rakyat Ada beberapa macam jenis cerita ratyat diantaranya Fabel atau cerita binatang, Legenda atau cerita asal usul, cerita jenaka dan cerita pelipur lara. Cerita Binatang Fabel Cerita binatang Fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dengan peran seperti manusia, binatang tersebut dapat berbicara, makan, minum, berkeluarga dan lain sebagainya. Dengan demikian, fabel tidak hanya sebagai cerita binatang, namun juga sebagai metamorfosis kehidupan manusia. Maksud dari penggambaran melalui binatang agar kisah atau cerita tersebut tidaksampai menyinggung orang yang mendengar atau membacanya. Contoh fabel antara lain Burung bangau dan seekor anjing, Singa dan Beruang dan lain sebagainya. Cerita Asal-Usul Legenda Secara garis besar cerita asal-usul terbagi menjadi tiga jenis yaitu 1. Cerita Asal-Usul Dunia Tumbuh-Tumbuhan Contoh Padi bermula dari Dewi Sri Gadung beracun karena dipanah oleh pohon jagung menggunakan anak panah yang beracun. Tandan jagung berlubang karena ditombak oleh pohon gandung. Pohon mata lembu seperti rusak kulitnya karena melihat pertarungan antara pohon jagung dan pohon gadung terlalu dekat. 2. Cerita Asal-Usul Binatang Contoh Sapi bergelambir karena sewaktu ia mandi bajunya tertukar dengan baju kerbau yang besar. Darah ikan mas memiliki warna darah seperti darah manusia karena asal mula ikan mas adalah manusia. 3. Cerita Asal-Usul Terjadinya Tempat Contoh Nama gunung tengger konon diambil dari sepasang suami istri yang bernama Rar Anteng dan Joko Seger. Gunung Tangkuban Perahu di Bandung Utara konon berasal dari perahu milik sangkuriang. Karena ia murka perahu itu ditendang hingga tertelungkup dan berubah menjadi sebuah gunung yang kemudian dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu. Cerita Pelibur Lara Jenis cerita ini disebut dengan pelibur lara karena memang cerita ini memiliki fungsi untuk menghibur hati. Dalam cerita ini dikisahkan hal-hal yang indah-indah, penuh fantasi dan impian yang menawan. Misalnya tentang kehidupan istana, keajaiban-keajaiban senjata keramat dan sakti, putri yang cantik ataupun hal-hal lainnya yang menggambarkan keindahan dan kebahagiaan. Cerita Jenaka Karya sastra klasik lainnya yang cukup terkenal adalah cerita jenaka seperti Pak Belalang, Lebai Malang. Lebai Malang menggambarkan orang yang karena keserakahannya justru selalu tidak memperoleh apa-apa. Demikian artikel yang diberikan tentang Pengertian Cerita Rakyat, Ciri-Ciri, Jenis Dan Contoh Cerita Rakyat Terlengkap semoga informasi yang diberikan bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan anda. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.. Cerita Rakyat – Bagi para ibu, kakak, bapak sekalian yang Ingin membacakan cerita rakyat untuk anak ataupun adik Anda?, maka Anda pasti membutuhkan referensi suatu kumpulan cerita rakyat yang dapat dijadikan pilihan untuk diceritakan kembali ke buah hati yang anda sayangi. Nah pada artikel ini, terdapat sekumpulan cerita rakyat terbaik yang dapat Anda baca maupun kisahkan pada si kecil. Pada dasarnya, cerita rakyat dan legenda mempunyai sedikit perbedaan didalamnya. Legenda ialah suatu kisah yang terjadi dimasa lampau dan benar – benar terjadi adanya, sedangkan cerita rakyat ialah suatu kisah imajinasi yang dibuat oleh masyarakat sekitar, dimana tidak jelas pengarangnya siapa, serta seolah – olah cerita itu nyata terjadi pada masa lampau. Disamping itu, cerita rakyat umumnya mengandung pesan – pesan moral yang tersirat, dimana bisa dijadikan pelajaran untuk anak – anak Anda. Penasaran kan apa saja cerita rakyat terbaik ini, berikut kumpulan cerita rakyat nusantara terbaik yang bisa Anda simak dibawah ini. Pengertian Cerita Rakyat merupakan sebuah karya sastra, dimana datang serta berkembang di kalangan masyarakat tradisional. Cerita ini biasanya disebarluaskan dari mulut ke mulut, sehingga identitas pengarangnya tidak dapat dikenali atau diketahui anonim. Lazimnya, cerita rakyat dapat diartikan sebagai cerita yang bermula atau berawal dari masyarakat serta berkembang di kalangan masyarakat luas, sehingga dikategorikan sebagai bentuk sastra lisan Setelah mengetahui beberapa penjelasan diatas, berikut merupakan definisi menurut beberapa para ahli Cerita rakyat ialah suatu cerita yang disampaikan dengan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang lain dalam bentuk secara lisan. Cerita rakyat juga bisa diartikan sebagai cara masyarakat untuk mengekspresikan kebudayaan yang mereka miliki sendiri. Cerita rakyat juga merupakan sebuah karya sastra yang berkembang di kalangan masyarakat tradisional, dimana cerita ini disebarkan dari mulut ke mulut serta biasanya identitas pengarangnya tidak diketahui atau anonim. Cerita rakyat merupakan karya sastra yang hidup di tengah masyarakat dan umumnya cerita rakyat disampaikan secara lisan oleh sang ibu terhadap anak – anaknya. Atau juga tokoh masyarakat menceritakan kepada masyarakat kampung yang tidak dapat membaca dan menulis. Agar dapat lebih memahami apa itu cerita rakyat, berikut simaklah beberapa ciri didalamnya Disampaikan secara turun menurun oleh orang terdahulu mulai dari nenek moyang sampai saat ini / sekarang.Tidak diketahui dan dikenal nama pengarang ceritanya atau bersifat banyak nilai – nilai tradisional dan bisa versi serta variasi ceritanya diungkapkan dengan bentuk secara lisan dari mulut ke mulut. Baca Juga Cerita Fabel Struktur Penyusunnya Disamping memiliki ciri – ciri, terdapat juga beberapa struktur penyusunnya ialah sebagai berikut 1. Tema Tema adalah suatu pokok permasalahan maupun gagasan yang menjadi jiwa dan inti dari suatu cerita. 2. Plot / Alur Plot merupakan suatu sekumpulan peristiwa yang dirancang sedemikian rupa agar membentuk hubungan sebab. Berdasarkan dasarnya, jalan ceritanya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu alur maju dan alur mundur. 3. Latar Cerita Setting Latar cerita merupakan suatu gambaran mengenai bagaimana suasana, waktu, serta tempat saat terjadinya sebuah peristiwa. Latar cerita tersebut dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Latar tempat, seperti di istana, di tamam, di istana, dan waktu, seperti pagi itu, siang hari, di malam hari, dan lainnyaLatar suasana, seperti suara ayam berkokok, anjing menggonggong, piring pecah, dan lainnya 4. Penokohan Penokohan merupakan suatu gambaran mengenai sifat maupun watak yang dimiliki oleh tokoh – tokoh cerita. 5. Sudut Pandang Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang saat memberikan sebuah jalan cerita. 6. Amanat Amanat ialah suatu pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada para pembacanya. Jenis – Jenis Cerita Rakyat Setelah mengetahui penjelasan diatas, ternyata cerita ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis loh, berikut penjelasannya 1. Cerita Binatang / Fabel Cerita Binatang Fabel memiliki ciri khas yaitu tokoh ceritanya berupa binatang yang memiliki suatu kemampuan layaknya seorang manusia. Binatang tersebut bisa berbicara, makan, minum, berkeluarga, serta memiliki anak, dan lain sebagainya. Dengan begitu, fabel ini bukanlah cerita binatang biasa, karena merupakan cerita metamorfosis kehidupan manusia. Contohnya seekor anjing dan burung bangau, beruang dan singa, harimau, serta lain sebagainya. 2. Cerita Asal – Usul / Legenda Cerita ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut Cerita Asal Usul Binatang Berikut contohnya tubuh sapi bergelambir dikarenakan bajunya tertukar dengan baju banteng yang besar saat mandi, ikan mas memiliki warna darah persis bagaikan darah manusia, hal ini konon ikan mas awalnya ialah seorang manusia. Cerita Asal Usul Tumbuhan Berikut contohnya tanaman gadung ini mengandung racun karena terkena panah beracun dari pohon kelapa, tanaman padi dipercaya berasal dari Dewi Sri serta lain sebagainya. Cerita Asal Usul Tempat Berikut Contohnya Gunung Tangkuban Perahu yang terletak di kota Bandung berasal dari perahu milik Sangkuriang. Ketika sedang marah, perahu tersebut ia tendang sehingga perahunya terbalik dan akhirnya berubah wujud menjadi sebuah gunung Tangkuban Perahu. 3. Cerita Pelipur Lara Cerita pelipur lara merupakan cerita yang disampaikan untuk menghibur hati seseorang. Biasanya isi ceritanya begitu indah, penuh dengan fantasi serta impian yang menggambarkan keindahan dan kebahagiaan. Berikut contohnya senjata keramat yang mana dapat mengabulkan permintaan, kehidupan seorang putri di istana kerajaan dan sebagainya. 4. Cerita Jenaka Cerita jenaka merupakan salah satu dari jenis cerita rakyat yang begitu digemari oleh kalangan masyarakat . Berikut contohnya Lebai Malang, dan sebagainya. Meskipun ceritanya tergolong jenaka, namun didalamnya mengandung pesan moral yang tersirat. Berdasarkan cerita Lebai Malang, kita diajarkan untuk tidak serakah, karena orang yang serakah justru tidak akan mendapatkan hal apapun itu. 5. Mite Mite merupakan jenis cerita dimana mengisahkan suatu kehidupan dewa – dewi, biasanya bersifat mistis dan juga sakral. Contohnya seperti Dewi Sri, Hikayat Sang Boma, Nyi Roro Kidul dan sebagainya. 6. Sage Sage merupakan jenis cerita rakyat yang di dalam nya mengandung sebuah sejarah, seperti Ciung Wanara, Damarwulan, Roro Jonggrang, dan sebagainya. 7. Epos Epos adalah suatu jenis cerita yang menggambarkan kepahlawanan, seperti kisah Mahabrata, Ramayana dan sebagianya. 8. Hikayat Hikayat adalah suatu jenis cerita rakyat dimana menceritakan kehidupan bangsawan, kehidupan keluarga istana maupun orang yang terkenal pada zamannya. Biasanya isi cerita ini berupa hal – hal yang tidak masuk akal, karena didalamnya memiliki kekuatan, atau terjadinya suatu mukjizat didalamnya. Contohnya seperti Hikayat Panji Semirang, Hikayat Abu Nawas, dan sebagainya. Cerita Rakyat Lutung Kasarung Pada zaman dahulu kala, terdapat dua orang putri dari sebuah Kerajaan Pasundan, mereka ialah Praburarang dengan Purbasari dimana mereka memiliki wajah begitu cantik serta berkulit putih cerah. Setelah sang Raja yang merupakan ayahnya meninggal, Purbasari diperintahkan untuk menggantikan tahta ayahnya. Mendengar akan hal tersebut, Praburarang merasa begitu iri dan ingin mencelakai adiknnya yaitu Purbasari. Praburarang memutuskan agar menemui nenek sihir supaya mengutuk adiknya, Purbasari. Oleh karenanya, wajah serta tubuh Purbasari berubah menjadi berbintik – bintik hitam. Hal ini kemudian dijadikan suatu alasan untuk mengusirnya ke sebuah hutan, dengan begitu tahta pun berhasil pindah ke tangan Praburarang ini. Selama bermukim di hutan tersebut, Purbasari berteman dengan seekor kera yang berbulu hitam. Kera tersebut ialah bernama Lutung Kasarung, dimana ia sangat perhatian, menyayangi dan menjaga Purbasari. Agar dapat membantu Purbasari, Lutung bersemedi di tempat yang sepi pada saat terjadinya bulan purnama. Lalu tidak lama, terciptalah sebuah telaga kecil dimana berair sangat jernih, kemudian Lutung pun meminta Purbasari untuk mandi di telaga tersebut. Akhirnya dengan mukjizatnya, air dari telaga tersebut mampu mengembalikan kecantikannya. Purbasari pun dapat kembali ke wajahnya yang semula, yaitu putih cerah serta cantik. Mendengar berita tersebut, Praburarang merasa cemas dan gelisah. Ia khawatir jika adiknya tersebut dapat merebut kembali tahtanya. Lalu, ia pun menghampiri adiknya serta mengajaknya beradu untuk memperebutkan kursi tahta raja. Praburarang mengajak adiknya untuk adu ketampanan dari tunangannya masing – masing. Dengan Purbasari menunjukkan Lutung Kasarung sebagai tunanganya, kakaknya pun mentertawakannya serta menganggap tunanganya lebih tampan dari seekor kera tersebut. Disaat itu juga, Lutung Kasarungpun berubah ke dalam wujud aslinya, dan ternyata ia merupakan seorang pangeran dengan wajah yang tampan menawan. Sehingga membuat Praburarang mengakui kekalahannya serta menyerahkan tahta kerajaan kepada adiknya. Kisah di atas termasuk dalam kumpulan cerita rakyat nusantara terpopuler yang ada, dimana terdapat pesan moral dari kisah ini ialah tetaplah berbuat kebaikan kepada siapapun sekalipun pada hewan. Nilai moral ini bisa dipelajari dari Purbasari yang mempunyai sifat baik hati kepada siapapun termasuk hewan. Karena kebaikannya, ia pun dikelilingi juga oleh lingkungan yang baik, salah satunya ialah Lutung Kasarung yang akhirnya menjadi penolongnya. Baca Juga Contoh Hikayat Cerita Rakyat Keong Mas Jawa Timur Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang Raja yang bernama Kertamarta. Ia memimpin sebuah kerajaan yang begitu indah dan megah, kerajaan tersebut ialah kerajaan Daha. Raja Kertamarta ini memiliki dua orang Putri yang cantik yaitu Dewi Galuh dan Candra Kirana, kehidupan mereka sangat bahagia dan berkecukupan. Pada suatu hari, datanglah seorang pangeran tampan dari sebuah kerajaan Kahuripan, pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Kedatangan pangeran ke kerajaan Daha ialah untuk melamar salah satu putri dari raja, ialah Candra Kirana. Kedatangan serta maksud pangeran begitu di sambut baik oleh Raja Kertamarta, disamping itu putri Candra Kirana pun langsung menerima lamaran pangeran Raden Inu Kertapati tersebut. Adanya pertunangan inilah yang membuat Dewi Galuh merasa sangat iri, dikarenakan ia juga menaruh hati pada Raden Inu Kertapati dan merasa dirinyalah yang lebih pantas menjadi tunangannya pangeran. Karena perasaan irilah, kemudian berkembang menjadi perasaan benci, sehingga Dewi Galuh mulai merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan tersebut. Pada suatu hari, Dewi Galuh pergi ke rumah Nenek Sihir. Dia meminta bantuan agar nenek sihir itu mengutuk Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan serta dijauhkan dari pangeran Raden Inu. Nenek Sihir pun menuruti permintaan Dewi Galuh, serta mengutuk Candra Kirana menjadi seekor Keong Emas dan membuangnya ke sebuah sungai. Setelah beberapa hari kemudian, seorang nenek yang baik hati sedang mencari ikan menggunakan sebuah jala, dan keong emas itu terangkut kedalam jalanya tersebut, kemudian Keong Emas itu dibawanya pulang dan diletakkan di atas tempayan. Keesokan harinya nenek itu mencari ikan lagi di sungai, namun tidak mendapatkan ikan seekorpun. Akhirnya nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja, sesampainya di rumah ia begitu kaget sekali, karena di meja telah tersedia masakan yang begitu enak – enak. Si nenek bertanya -tanya pada dirinya sendiri, siapakah yang telah mengirim masakan itu. Kejadian tersebut berulang hari demi harinya, karena begitu penasaran keesokan paginya nenek ingin mengintip apa yang telah terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu berpura – pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, padahal ia pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek begitu terkejut karena Keong Emas yang ada ditempayan itu berubah wujud menjadi gadis yang begitu cantik. Gadis tersebut lalu memasak serta menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena begitu penasaran, lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri yang begitu cantik itu. Siapakah kamu ini putri cantik, dan darimana asalmu?, tanya si nenek tersebut. Putri cantik itupun menjawab “Aku ialah putri kerajaan Daha” dimana aku disihir menjadi sebuah keong emas oleh nenek sihir yang diutus saudaraku karena begitu iri kepadaku. Setelah menjawab pertanyaan dari nenek, Candra Kirana berubah lagi menjadi sebuah Keong Emas serta nenek begitu terheran – heran. Disamping itu, pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja saat tahu candra kirana menghilang. Ia pun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa, namun nenek sihir pun tahu serta mengubah dirinya menjadi seekor gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati kaget sekali melihat burung gagak yang dapat berbicara serta mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti sehingga ia menurutinya, padahal Raden Inu diberikan arah yang salah – salah. Diperjalanannya Raden Inu bertemu seorang kakek yang sedang dalam kelaparan, diberinya kakek itu makanan yang dibawanya. Tak disangka kakek merupakan orang sakti yang baik, Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu. Kakek itu memukul burung gagak menggunakan tongkatnya, akhirnya burung itu menjadi asap. Setelah itu, Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi ke sebuah desa bernama dadapan. Setelah berjalan berhari – hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya agar meminta seteguk air karena perbekalannya telah habis. Di gubuk itu ia begitu terkejut, karena dari balik jendela ia melihat Candra Kirana yang sedang memasak. Akhirnya kutukan dari nenek sihir pun hilang karena terjadinya perjumpaan itu, Raden Inu pun memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana serta Candra Kirana pun menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Kertamarta. Baginda minta maaf kepada Candra Kirana serta sebaliknya, Dewi Galuh pun mendapat hukuman yang setimpal. Karena mendengar hal tersebut, Dewi Galuh merasa takut, sehingga dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung serta pesta yang sangat meriah. Akhirnya mereka dapat hidup bahagia. Cerita Rakyat Batu Menangis Dahulu kala, di sebuah bukit yangbegitu jauh dari Pedesaan. Hiduplah seorang janda miskin bersama dengan anak perempuannya, anak dari janda tersebut begitu cantik jelita, ia selalu saja membanggakan kecantikan yang ia milikinya. Tetapi, kecantikannya tidaklah sama dengan sifat yang ia miliki, ia begitu pemalas serta tidak pernah membantu ibunya. Disamping pemalas, ia juga begitu manja. Segala sesuatu yang ia inginkan harus segera dituruti, tanpa memikirkan keadaan mereka yang miskin serta ibu yang harus banting tulang walaupun sering sakit – sakitan. Tiap ibunya meminta menemaninya ke sawah, ia selalu menolaknya. Pada suatu hari, ibunya mengajak anaknya untuk berbelanja ke pasar, dimana jarak pasar dari rumahnya sangatlah jauh, sehingga untuk sampai ke pasar tersebut mereka harus berjalan kaki dan membuat putrinya tersebut kelelahan. Saat diperjalanan, anaknya berjalan tepat di depan ibunya serta memakai baju yang sangat bagus. Seluruh orang yang melihatnya langsung begitu terpesona serta mengaggumi kecantikannya, sebaliknya ibunya berjalan di belakang dengan membawa keranjang belanjaan, berpakaian begitu dekil layaknya seperti pembantu. Letak rumah mereka yang begitu jauh dari masyarakat, sehingga kehidupan mereka tidak ada satu orang pun yang tahu. Akhirnya, mereka memasuki kedalam desa, seluruh mata tertuju kepada kecantikan Putri dari janda tersebut, banyak berbagai pemuda yang menghampirinya serta memandang wajahnya. Tetapi, penduduk desa pun begitu penasaran, siapa perempuan tua yang berada di belakangnya tersebut. “Hai, gadis yang sangat cantik! Siapakah perempuan tua yang berada tepat dibelakangmu? Apakah dia ibumu?” Tanya seorang Pemuda.“Tentu saja bukan, ia hanyalah seorang pembantu!.” Jawabnya dengan sinis. Disepanjang perjalanan setiap bertemu dengan penduduk desa, mereka selalu bertanya akan hal yang sama. Namun, ia terus menjawab jika ibunya ialah pembantunya, ibunya sendiri pun memang di perlakukan sebagai seorang pembantu. Pada mulanya, Sang ibu masih dapat menahan diri tiap kali mendengar jawaban dari Putri kandungnya sendiri. Tetapi, mendengar berulang – ulang kali serta jawabannya itu begitu menyakkitkan hatinya, tiba – tiba sang ibu terhanti serta duduk dipinggir jalan sambil meneteskan air mata yang terus menerus. “Bu, mengapa berhenti di tengah jalan seperti ini? Ayo lanjutkan perjalanan.” Tanya putrinya heran. Beberapa kali ia mengulang – ngulang pertanyaannya, tetap saja ibunya sama sekali tidak menjawab. Sang ibu malah menengadahkan kedua tangannya ke atas dan berdoa, melihat hal aneh yang di lakukan ibunya, sang anak merasa kebingungan. “Ibu sedang apa sekarang.” bentak putrinya. Sang ibu tetap tidak menjawab serta meneruskan doanya untuk menghukum putrinya sendiri ini. “Ya Tuhan, ampunilah hamba yang lemah ini, maafkan hamba yang tidak dapat mendidik putri hamba sendiri, sehingga ia menjadi anak yang sangat durhaka. Hukumlah anak durhaka ini.’’ Doa sang Ibu. Tiba – tiba, langit pun menjadi mendung dan gelap, petir mulai menyambar serta hujan pun turun. Perlahan – lahan, tubuhnya berubah menjadi sebuah batu. Kakinya mulai berubah menjadi batu serta sudah mencapai setengah badan, gadis itu pun menangis memohon ampun kepada ibunya dan merasa ketakutan. “Ibu, tolong aku. Apa yang terjadi dengan kakiku ini? ibu maafkan aku. Aku janji akan menjadi anak yang baik bu” teriak Putrinya yang begitu ketakutan. Gadis tersebut terus menangis dan memohon, tetapi semuanya sudah terlambat, hukuman itu tidak bisa di hindari. Semua tubuhnya perlahan berubah menjadi sebuah batu, gadis durhaka itu hanya menangis dan menagis menyesali akan perbuatannya. Sebelum kepalanya menjadi batu, sang ibu masih melihat air matanya yang terus keluar, seluruh orang yang berada di sana menyaksikkan peristiwa atau kejadian tersebut, akhirnya seluruh tubuh gadis itu berubah menjadi batu. Sekalipun telah menjadi sebuah batu. Namun, melihat kedua matanya yang masih menitihkan air mata seperti sedang menangis. Oleh karena itu, masyarakat tersebut menyebutnya dengan Batu Menangis, dimana Batu Menangis ini masih ada hingga sekarang. Cerita Rakyat Bawang Merah Bawang Putih Di sebuah desa, hiduplah seorang anak bernama Bawang Putih bersama dengan ayahnya. Ibu Bawang Putih telah meninggal sehingga sang ayah memutuskan untuk segera menikah kembali. Sangat disayangkan, ibu tiri serta saudara tirinya yang bernama Bawang Merah selalu saja bersikap buruk terhadap Bawang Putih. Kejahatanya yang semakin hari semakin menjadi – jadi, ketika sang ayah meninggal dunia, Bawang Putih diperlakukan layaknya seperti seorang asisten rumah tangga atau pembantu. Di pagi hari, Bawang Putih sedang mencuci baju di sungai karena aliran airnya terlalu deras, salah satu baju ibu tirinya pun hanyut terbawa air. Mengetahui hal tersebut, ibu tiri langsung memarahinya dan meminta Bawang Putih untuk segera menemukannya. Dengan rasa berat hati, ia pun menulusuri sungai untuk menemukan baju ibu tiri nya, dimana baju tersebut ditemukan oleh seorang nenek. Nenek tersebut akan memberikannya, namun dengan syarat Bawang Putih harus menemaninya dalam jangka waktu satu minggu. Dengan senang hati, Bawang Putih menemani nenek tersebut, tiap hari ia membantunya merapikan serta merawat rumah. Setelah satu minggu berlalu, nenek itu mengembalikan baju ibunya dan menawarkan hadiah kepada Bawang Putih karena telah membantunya merawat rumah selama seminggu. Hadiah tersebut berupa labu siam besar dan kecil, Bawang Putih memilih yang kecil dikarenakan tidak ingin menyusahkan si nenek tersebut. Setelah kembali ke rumah dan mebuka labu tersebut, ternyata isinya ialah terdapat banyak emas yang berkilauan. Mengetahui hal tersebut, Bawang Merah memutuskan untuk kerumah nenek itu serta meminta labu siam yang besar dengan secara paksa. Ia berekspetasi jika labunya lebih besar, maka isi perhiasannya pun semakin berlimpah banyak. Tetapi sayang, setelah labu tersebut dibuka yang muncul bukanlah emas melainkan binatang buas. Kisah Bawang Putih dan Bawang Merah yang merupakan salah satu dari kumpulan cerita rakyat nusantara ini begitu cocok diceritakan pada anak Anda. Karena, pada kisah ini mempunyai pesan moral yang mengajarkan pada anak untuk selalu bersikap baik terhadap siapapun terlebih lagi yang lebih tua. Perbuatan yang jahat akan mendapatkan balasan yang setimpal, seperti halnya kelakuan Bawang Merah dengan Ibu Tiri yang jahat kepada Bawang Putih. Sehingga, mereka mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatannya selama ini. Baca Juga Contoh Cerita Fantasi Apa yang dimaksud cerita rakyat ?Cerita rakyat merupakan sebuah cerita yang dipercayai oleh rakyat pada daerah tertentu tersebut. Mengapa harus ada cerita rakyat ?Karena dengan cerita rakyat kita bisa mengetahui budaya serta cerita rakyat dahulu kala. Apakah cerita rakyat asli terjadi kebenarannya ?Tidak juga, karena kebanyakan cerita rakyat yang tersusun itu berasal dari 50% legenda dan 50% fiktif. Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca. Kamu sedang mencari contoh cerita fabel? Nah, sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai contoh cerita fabel, kira-kira kamu sudah paham belum nih apa yang dimaksud dengan cerita fabel? Atau jangan-jangan kamu malah baru mendengar istilah cerita fabel?Tenang, gak usah panik karena di topik kali ini IDN Times tidak hanya membahas contoh cerita fabel, namun juga pengertiannya hingga asal-usul kata fabel. Langsung aja simak penjelasan contoh cerita fabel dan pengertiannya di bawah ini!Pengertian cerita fabel dan contoh cerita fabelunsplash/Josh ApplegateSebelum membaca contoh cerita fabel, ada baiknya kamu mempelajari pengertian dan asal usul cerita fabel. Jika ditinjau secara etimologi, fabel berasal dari kata latin yakni fabulat yang kurang lebih dapat diartikan sebagai mitos cerita binatang dalam Yunani. Sama seperti arti dalam bahasa asalnya, fabel adalah sebuah cerita dongeng yang menjadikan hewan sebagai tokoh-tokoh termasuk dalam cerita fiksi atau cerita hasil dari rekaan karena selain menggunakan hewan sebagai tokoh-tokohnya, tingkah laku hewan di cerita tersebut dibuat seolah-olah seperti manusia. Mulai dari cara pakaiannya, bahasanya, hingga sudah paham dengan arti dari cerita fabel? Langsung aja kita intip contoh-contoh cerita fabel di bawah ini!1. Sesama Saudara Harus pagi indah dengan matahari yang cerah, Pak Tua Rusa mengunjungi kediaman keluarga Pip si Tupai di sebuah desa.“Pagi, Ibu Tupai,” salam Pak Tua Rusa kepada Ibu Pip.“Kemarin, keponakanku mengunjungiku. Dia membawakan oleh-oleh yang cukup banyak. Aku ingin membaginya untuk para sahabatku. Ini kacang kenari spesial untuk keluargamu.”“Terima kasih, Pak Tua Rusa,” ucap Ibu Pak Tua Rusa, Ibu Pip masuk ke dalam rumah dan memanggil anak-anaknya. “Anak-anak, lihat kita punya apa? Kalian harus membaginya sama rata, ya.”“Asyiiik,” girang Pip dan adik-adiknya.“Ibu taruh sini, ya.”Setelah itu, Ibu Tupai mengurus rumah kediamannya. Sementara itu, adik-adik Pip ingin mencicipi kacang itu.“Ini aku bagi,” kata sepuluh butir kacang, dia memberi adiknya masing-masing dua butir.“Ini sisanya untukku, aku kan paling besar.”“Tapiii … Ibu kan pesan untuk membagi rata,” kata Titu, salah satu adik kembar Pip diiringi tangisan Puti kembar tangisan Puti, Ibu Pip keluar dan bertanya. Sambil terisak, Puti menceritakan keserakahan kakaknya. “Tak boleh begitu, Pip. Ibu tadi sudah bilang apa,” tegur ibu Pip.“Kamu tidak boleh serakah.”“Tapi Buuu, aku kan lebih besar. Perutku juga lebih besar,” sanggah Pip berpikir sejenak, “Baiklah, Pip. Kamu memang lebih besar. Kebutuhan makanmu juga lebih banyak. Tapi, kalau cuma menurutkan keinginan dan perut, kita akan selalu merasa tidak cukup.”“Kalau begitu, Ibu saja yang membagi, ya? Memang tidak akan memuaskan semuanya. Ini, Ibu beri empat untukmu, Pip, karena kau lebih besar dan si Kembar kalian masing-masing mendapat tiga.”“Kalian harus mau berbagi ya, anak-anak walaupun menurut kalian kurang, ini adalah rezeki yang harus disyukuri,” lanjut Ibu Pip.“Berarti enak dong, Bu, jadi anak yang lebih besar. Selalu mendapat lebih banyak,” iri Puti.“Ya, tapi perbedaannya tak terlalu banyak, kan? Lagipula kakakmu memiliki tugas yang lebih banyak darimu. Dia harus mengurus rumah dan mencari makan. Apa kau mau bertukar tugas dengan Kak Pip?” tanya dan Titu membayangkan tugas-tugas Pip. Lalu mereka kompak menggeleng.“Nah, begitu. Sesama saudara harus akur ya, harus berbagi. Jangan bertengkar hanya karena masalah sepele,” kata Ibu Pip. “Iya, Bu,” angguk Pip.“Yuk, kita makan kacangnya bersama,” ajak Pip pada kedua adiknya. Ibu Pip tersenyum melihat anak-anaknya kembali Kancil dan Buayailustrasi kancil suatu hari, hiduplah seekor kancil yang dikenal sangat cerdik. Kecerdikannya ini bisa membantu si kancil menyelesaikan semua masalah yang dia alami. Meskipun kancil hewan yang cerdik, dia enggak pernah sombong kepada hewan-hewan lain di hutan. Itulah sebabnya kancil punya banyak teman di hutan. Hewan lain juga sering sekali meminta bantuan kancil untuk menyelesaikan masalah mereka. Di suatu siang, si kancil sedang beristirahat di bawah pohon yang rindang. Lalu, ia merasa haus dan lekas pergi ke tepi sungai untuk minum. Setelah minum, kancil pun melihat-lihat kondisi di sekitar seberang sungai, si kancil melihat ada sebuah pohon yang lebat sekali buahnya. Dia juga ingat kalau dia sedang kehabisan makanan. Si kancil ingin sekali mengambil buah-buahan itu namun ia harus berpikir bagaimana caranya menyeberangi sungai. Si kancil pada saat itu melihat banyak buaya yang sedang berdiam diri di sungai. Karena si kancil sangat cerdik dan banyak akal, dia terpikirkan suatu ide dan memanggil buaya itu.“Hai buaya temanku, apa kabarmu hari ini?” Seekor buaya pun mendekati si kancil dan menjawab pertanyaan si kancil. “Hai kancil sahabatku, kabarku baik. Ada keperluan apa sampai kau mendatangiku?” kata si Buaya.“Syukurlah kalau kabarmu baik temanku. Aku datang ke sini karena diperintahkan Raja Sulaiman untuk menghitung semua buaya yang ada di sini karena kalian akan diberikan hadiah,” kata si kancil.“Waaaah kau datang membawa kabar baik ya. Benarkah jika Raja Sulaiman ingin memberi kami hadiah?” tanya si buaya dengan antusias.“Benar temanku, sekarang lebih baik kalau kamu memanggil semua temanmu. Setelah itu, kalian berjejer sampai ke ujung sungai sana dan aku akan melompati kalian sambil menghitung,” jawab si buaya pun memanggil semua teman-temannya dan berjejer sampai ke ujung sungai. “Sekarang hitunglah,” kata si buaya kepada pun mulai melompat satu per satu ke punggung buaya. Dia berteriak keras-keras, “Satu! Dua! Tiga!” dan begitulah seterusnya hingga ia sampai di pinggir seberang sungai yang dimaksud yaitu pinggir sungai yang banyak sampai, kancil berbalik badan dan berteriak kepada si buaya “Terima kasih teman-temanku, aku sudah menghitung kalian semua. Sekarang aku akan pergi."Melihat hal itu, buaya pun memanggil kancil dan menanyakan hadiahnya. “Tunggu dulu kancil, kau bilang Raja Sulaiman akan memberi kami hadiah. Lalu mana hadiah kami?” tanya si kancil pun menjawab, “Maafkan aku buaya, tapi sepertinya Raja Sulaiman sudah memberikan hadiah itu kepada buaya di tempat pun sangat marah karena telah merasa ditipu oleh si kancil. Mereka bersumpah tidak akan melepaskan si kancil jika suatu saat bertemu lagi. Baca Juga 20 Contoh Kalimat Imperatif, Lengkap dengan Jenis dan Contoh-Contohnya 3. Serigala Kurus dan Anjing Penjaga yang Gemukilustrasi srigala dalam cerita fabel seekor serigala yang tinggal di hutan. Badannya kurus kering tinggal tulang belulang. Suatu hari saat berjalan di hutan, serigala bertemu dengan seekor anjing yang besar dan gemuk. Anjing itu tinggal di rumah orang kaya sebagai anjing penjaga. Serigala berpikir hidup anjing itu tampak menyenangkan hari, majikan pemilik anjing itu memberinya makanan yang banyak dan enak-enak. Wah, serigala jadi iri ingin menjadi seperti anjing anehnya. Tiba-tiba, serigala itu mengurungkan niatnya. Aku lihat kamu memakai ikatan di leher,” kata serigala sambil memperhatikan ikatan yang ada di leher anjing. “Pasti majikanmu sering mengikatmu ya?? tanya serigala menerka. Kalau seperti itu kondisinya,” lanjut serigala kemudian.“Aku lebih baik kelaparan dan kesusahan mencari makan seperti saat ini,” kata serigala menegaskan pada anjing.“Daripada hidupku terkekang dan tidak ada kebebasan seperti engkau, tambah serigala dengan penuh keyakinan sambil pergi meninggalkan Gajah yang Baik Hatiilustrasi gajah dalam cerita fabel hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si Kancil, Gajah, dan hewan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan sambil terus berjalan mencari tengah perjalanan dia melihat kolam air yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang dia langsung terjun ke dalam kolam. Tindakan Kancil sangat ceroboh, dia tidak berpikir bagaimana cara ke kali Kancil mencoba untuk memanjat, tetapi ia tidak bisa sampai ke atas. Si Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya berteriak meminta si Kancil ternyata terdengar oleh si Gajah yang kebetulan melewati tempat itu. ’Hai, siapa yang ada di kolam itu?’’’Aku … Si Kancil, sahabatmu.’’Kancil terdiam sesaat, mencari akal agar Gajah mau menolongnya, “Tolong aku mengangkat ikan ini.’’“Yang benar kau mendapat ikan?’’“Bener … benar! Aku mendapatkan ikan yang sangat besar.’’Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah dengan mudah tetapi bagaimana jika naiknya nanti.“Kau mau memanfaatkanku ya, Cil? Kau akan menipuku untuk kepentingan dan keselamatanmu?’’ tanya hanya terdiam, “Sekali-kali kamu harus diberi pelajaran,’’ kata Gajah sambil meninggalkan tempat itu. Gajah tidak mendengarkan teriakan Kancil. Ia mulai putus lama berada di tempat itu, Kancil mulai merasa kedinginan. Hingga menjelang sore tidak ada seekor binatang yang mendengar teriakannya.“Aduh gawat! Aku benar-benar akan kaku di tempat ini,” dia berpikir apakah ini karma karena dia sering menjaili lama kemudian, tiba-tiba Gajah muncul kembali.. Singkat cerita Kancil meminta tolong kembali.“Tolong aku, aku berjanji tidak akan jail lagi.”“Janji?” Gajah menekankan.“Sekarang apakah kamu sudah sadar? Dan akan berjanji tidak akan menipu, jahil, iseng dan merugikan binatang lain?’’“Benar Pak Gajah, saya benar-benar berjanji.’’ Gajah menjulurkan belalainya yang panjang untuk menangkap Kancil dan mengangkatnya ke atas.“Terima kasih, Pak Gajah! Saya tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini” ujar kancil saat sudah sampai di itu, Kancil menjadi binatang yang sangat baik. Ia tidak lagi berbuat iseng seperti yang pernah ia lakukan pada binatang Semua Istimewailustrasi katak hijau dalam cerita fabel seekor Katak Hijau, sedang berdiri di pinggir kolam. Hari itu langit sangat gelap dan hari seperti itulah yang Ulu sukai. Tidak lama kemudian, air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa.“Hujan telah tiba!” Ulu berteriak dengan girang. Ulu pun mulai bersenandung sambil melompat-lompat mengitari kolam. Ia melihat Semut yang kecil sedang berteduh di balik bunga matahari.“Wahai Semut, hujan telah tiba jangan bersembunyi!” seru Ulu kepada Semut yang sedang berusaha keras menghindari tetesan air menghela napas dan menatap Ulu dalam-dalam, “Ulu, aku tidak suka dengan hujan. Kamu lihat betapa mungilnya tubuhku? Air hujan akan menyeret dan menenggelamkanku ke kolam! Aku tidak bisa berenang sepertimu, makanya aku berteduh,” sahut Semut.“Makanya Semut, kau harus berlatih berenang! Aku sejak masih berudu sudah bisa berenang, masa kau tidak bisa? Berenang itu sangat mudah, julurkan saja kakimu,” Ulu menjulurkan kakinya, “dan tendang ke belakang seperti ini! Ups, maaf, kakimu kan pendek.”Sambil tertawa, Ulu melompat meninggalkan hanya bisa menatap Ulu dengan kesal. Semut tidak dapat berenang karena ia berjalan. Ulu kembali berseru, “Hujan telah tiba! Hujan telah tiba! Oh, hai Ikan! Aku sangat suka dengan hujan, bagaimana denganmu? Ulu berhenti di pinggir kolam dan berbicara kepada Ikan yang sedang berenang di dalam kolam. Ikan mendongakkan kepalanya ke atas dan berbicara kepada Ulu.“Aku tidak dapat merasakan hujan, Ulu. Lihatlah, aku tinggal bersama air. Bagaimana caranya aku dapat menikmati hujan seperti kamu, Ulu?” Ikan pun kembali berputar-putar di dalam kolam.“Hah! Sedih sekali hidupmu Ikan! Seandainya kamu seperti aku, dapat hidup di dalam dua dunia, darat dan air, mungkin kamu akan dapat merasakan kebahagiaan ini. Nikmati saja air kolammu, sebab kamu tidak akan dapat pernah merasakan rintikan hujan di badanmu!”Apa yang Ulu katakan sangat menusuk hati Ikan. Ikan menatap ke arah tubuhnya yang bersisik, lalu menatap ke arah tubuh licin Ulu. Ikan yang bersedih hati pun berenang meninggalkan Ulu ke sisi kolam yang lain. Ulu pun kembali melompat-lompat di sekitar kolam dan kembali Ulu tiba di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger di dahan pohon dan membersihkan bulunya. Ulu mengira Burung juga sama seperti Semut dan Ikan yang tidak dapat menikmati hujan.“Hai Burung, kenapa kau tidak mau keluar dan menikmati hujan? Apakah kamu takut bulumu basah? Atau apakah kamu takut tenggelam ke dalam kolam seperti Semut? Ataukah memang kamu tidak bisa menikmati indahnya hujan seperti Ikan?” Setelah berkata demikian, Ulu tertawa menatap ke arah Ulu yang masih tertawa,” Hai Ulu, apakah kau bisa naik kemari?” Ulu kebingungan.“Apa maksudmu Burung?”“Apakah kau bisa memanjat naik kemari, Ulu?”“Apa yang kau maksud Burung? Tentu saja aku tidak bisa!” Ulu cemberut dan menatap ke arah dua kakinya. Ulu menyesal punya kaki yang pendek sehingga tidak bisa terbang.“Ulu, tidakkah kamu tahu bahwa Sang Pencipta membuat kita dengan keunikan yang berbeda-beda? Aku tidak bisa berenang sepertimu dan Ikan, tetapi aku bisa terbang mengitari kembali berkata dengan bijak, “Itulah yang kumaksud Ulu, kita masing-masing memiliki kelebihan sendiri. Semut tidak bisa berenang sepertimu, tetapi ia bisa menyusup ke tempat-tempat kecil yang tidak dapat kau lewati. Ikan tidak dapat melompat-lompat sepertimu, tetapi ia bernapas di bawah air. Kamu tidak seharusnya menghina mereka!”Ulu mulai menyadari bahwa tindakannya salah. Diam-diam Ulu berpikir bahwa tindakannya itu tidak benar. Ia seharusnya tidak menyombongkan kelebihan dan menghina teman-temannya.“Maafkan aku, Burung.” ucap Ulu seraya menatap sendu ke arah Semut dan Ikan yang sejak tadi memperhatikan pembicaraan mereka.“Maafkan aku Semut, Ikan, selama ini aku telah menyinggung perasaanmu.”Sejak saat itu, Ulu mulai menghargai teman-temannya dan mereka pun menyukainya 5 contoh cerita fabel lengkap dengan pengertiannya. Kamu sudah dapat inspirasi apa aja nih untuk tugas mengarang besok? Baca Juga Cerita Rakyat Si Raja Batak, Pernah Diserang Raja Majapahit

sebutkan contoh cerita asal usul binatang